KESETIMBANGAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia adalah cabang ilmu yang
mempelajari tenta eneri listrik dan reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam
reaksi elktrimia dikarakteristikkan dengan banyaknya elektron yag diliki.
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dai suatu
logam kepada komponen di dalam laruan.
Sel elekokimia adalah alat yang
digunakan untuk melangsungkan perubahan diatas. Dalam sebuah sel energi listrik
dihasilkan degan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) da
penerimaan elektron pada suatu elektrda lainnya (reduksi). Jadi sebuah
elektrokimia terdiri dari :
- Anoda : elektroda tempat berlangsungya reaksi oksidasi
- Katoda : elektroda tempat berlangsungnya reaksi reduksi
- Larutan Elektrolit : larutan ionik dapat menghantarkan listrik
Reaksi
elektrokimia dibagi menjadi 2 yaitu:
- Sel Galvani
Sel Galvani adalah sel elektrokimia
yang menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks spontan terjadi dalam sel.
Sel Galvani dinamai dari penemunya yaitu Luigi Galvani. Selain itu juga sering
disebut sel Volta dinamai dari penemunya yaitu Alessandro Volta.
Sel
Galvani terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel
- Jembatan garam (SaltBridge) untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
- Anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi.
- Katoda , elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi
Prosesnya yaitu Logam tembaga
dicelupkan dalam larutan CuSO4 (1 M) dan logam seng dicelupkan dalam larutan
ZnSO4 (1 M). Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam
merupakan tabung U yang diisi agar-agar dan garam KCl. Sedangkan kedua
elektrode (logam Cu dan logam Zn) dihubungkan dengan alat pe-nunjuk arus yaitu
voltmeter. Logam Zn akan melepaskan elektron dan berubah membentuk ion Zn2+ dan
bergabung dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir dari elektrode Zn ke elektrode
Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron dan ion tersebut berubah
membentuk endapan logam Cu.
Reaksinya dapat digambarkan:
Reaksi oksidasi : Zn –> Zn2+ + 2 e–
Reaksi reduksi : Cu2+ + 2 e– ⎯⎯→ Cu
Reaksi bersih pada sel : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Penulisan dapat disingkat Zn | Zn2+ || Cu2+ || Cu
Reaksi oksidasi : Zn –> Zn2+ + 2 e–
Reaksi reduksi : Cu2+ + 2 e– ⎯⎯→ Cu
Reaksi bersih pada sel : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Penulisan dapat disingkat Zn | Zn2+ || Cu2+ || Cu
2. Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah penguraian suatu
elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis. Reaksi kimia akan terjadi
jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik
(arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Tiga ciri utama,
yaitu:
- Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau menerima elektron sehingga electron dapat mengalir melalui larutan.
- Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah (DC).
- Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
Elektroda yang
menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan
elektoda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut
Anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi yang elektrodanya
negative (-) dan Anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi yang elektrodanya
positive (+)
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial
Sel
Sejauh ini potensial sel standar diukur
dari potensial setengah sel juga pada keadaan standar sementara kebanyakan sel
volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya
Berdasarkan persamaan yang telah
diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
∆G = -n F Esel juga ∆Go = -n F Eosel
sehingga
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q
Aplikasi Persamaan Nernst
Saat Q < 1 sehingga [reaktan] >
[produk] maka Esel > Eosel
Saat Q = 1 sehingga [reaktan] =
[produk] maka Esel = Eosel
Saat Q > 1 sehingga [reaktan] <
[produk] maka Esel < Eosel
Jika kita memasukkan nilai R dan T pada
298
Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada
25oC)
ANGGRA LUCYAN
15630082
15630082
Komentar
Posting Komentar