Pembuatan Asam Sulfat Berdasarkan Reaksi Kesetimbangan dan Eksoterm
Pembuatan
Asam Sulfat Berdasarkan Reaksi Kesetimbangan dan Eksoterm
Asam
sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan baik di laboratorium
maupun industri. Penggunaan utama asam sulfat di industri adalah sebagai bahan
baku pembuatan pupuk, diantaranya pupuk superfosfat dan ammonium sulfat. Asam
sulfat juga digunakan sebagai bahan baku dalam pembutan asam klorida, asam
nitrat, garam sulfat, detergen, zat pewarna, bom dan obat-obatan.
Pembuatan
Asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang berdasarkan reaksi
kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Proses kontak adalah salah satu metode
untuk memproduksi asam sulfat (H2SO4). Pada proses ini
ada tiga tahapan penting, yaitu : membuat sulfur dioksida (SO2),
mengkoversinya menjadi SO3, dan konversi SO3 menjadi
H2SO4.
Pembuatan SO2
Ada dua cara untuk membuat sulfur dioksida, membakar
sulfur (S) dengan oksigen berlebih
atau memanaskan sulfide ores seperti FeS2 dalam
udara berlebih.
Keduanya dilakukan dengan oksigen berlebih untuk
memastikan semua sulfur terkoversi menjadi SO2. Oksigen sisa akan
digunakan pada proses berikutnya. Pada proses pembakaran sulfur, konsentrasi SO2 yang
diperoleh sekitar 9 – 10 %.
Konversi menjadi SO3
Konversi SO2 menjadi SO3 dilakukan dalam reaktor
berkatalis. Reaksi konversi ini merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan panas).
Pada reaksi eksoterm, temperatur adalah parameter yang
sangat penting. Pada temperatur tinggi, laju reaksi cepat namun konversi
rendah. Untuk memperoleh SO3 sebanyak mungkin diperlukan temperatur reaksi yang
rendah. Namun pada temperatur ini laju reaksi kecil, untuk itu diperlukan
katalis. Katalis yang biasa digunakan adalah V2O5 dan
temperatur reaksi 400-450 oC.
Tekanan bukan parameter penting yang perlu diperhatikan.
Lihat persamaan reaksi diatas, 3 mol reaktan menjadi 2 mol produk. Jumlah mol
ini sebanding dengan volume (reaksi fasa gas) atau tekanan pada volume tetap.
Walaupun dilakukan pada tekanan tinggi, pada akhirnya tekanan akan turun dengan
sendirinya. Reaksi ini dilakukan pda tekanan mendekati atmoferik. Selain itu,
pada kondisi ini (temperatur 400-450 oC, tekanan atmosferik)
konversi reaksi mencapai 99,5 sehingga hanya sedikit sekali peningkatan
konversi jika tekanan dinaikkan.
Konversi SO3 menjadi H2SO4
Secara teori SO3 dapat dikonversi menjadi
H2SO4 jika direaksikan dengan air, namun hal ini
tidak dapat dilakukan karena reaksi SO3 + H2O sulit
dikontrol dan menimbulkan kabut asam sulfat. SO3 direaksikan
terlebih dahulu dengan H2SO4membentuk H2S2O7 (oleum).
reaksi ini dilakukan dalam kolom absorber.
Oleum dapat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat.
skema proses kontak berikut ini dapat membantu anda untuk
lebih mudah memahami pembuatan asam sulfat dengan proses tersebut. Adapun
skemanya adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Skema pembuatan asam
sulfat (proses kontak)
Tahap
penting dalam proses ini adalah reaksi 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g). Reaksi ini
merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia,
reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu
tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu
sekitar 500oC. Sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi
penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh
karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan
normal, 1 atm. Dalam industri kimia, jika campuran reaksi kesetimbangan
mencapai kesetimbangan, produk reaksi
tidak bertambah lagi. Akan tetapi produk reaksinya diambil atau disisihkan,
maka akan menghasilkan laagi produk reaksi. Berikut ini rangkaian alatyang
digunakan untuk pembuatan asam sulfat:
Gambar 2. Rangkaian alat pembuatan
asam sulfat (proses kontak)
Nama : Fitrotul Jannah
NIM : 15630103
Komentar
Posting Komentar