PERUBAHAN FISIK GRAFIT MENJADI INTAN BERDASARKAN PROSES TERMODINAMIKA
Dalam
kehidupan sehari-hari berlian dianggap sebagai batu mulia yang memiliki nilai
jual yang begitu fantastis. Berlian sendiri merupakan intan yang telah diproses
dengan cara penggosokan dan juga dibentuk sesuai dengan kaidah-kaidah
pemotongannya. Dan berakhir ditangan konsumen berupa perhiasan seperti kalung,
cincin, anting, gelang dan masih banyak lagi.
Berbeda
dengan grafit yang memiliki kisi kristal heksagonal, intan memiliki struktur
kisi kristal tetrahedral. Hal tersebutlah yang menjadikan keduanya memiliki
sifat yang berbeda meski keduanya merupakan mineral karbon yang sama. Grafit
memiliki sifat yang lunak berwarna hitam karena struktur molekulnya tidak
sekuat intan, sedangkan intan memiliki sifat yang keras bahkan karena tidak ada
yang bisa mendandingi, intan hanya dapat dipotong dengan intan. Sifat intan yang jernih
dapat mendispersikan cahaya.
Intan
tersusun dari 99,5% mineral karbon dan sisanya pengotor yang ikut terbentuk
yang akan mempengaruhi warna dari sebuah intan. Intan merupakan mineral karbon
yang langka sebab prosesnya terjadi secara alami didalam perut bumi dengan
temperatur yang sangat tinggi yaitu pada kisaran 1000°C - 1200°C karena pada temperatur
tersebut kristalisasi intan dapat terwujud di kedalaman 100 mil atau sekitar
161 Km dibawah permukaan bumi dengan tekanan yang tinggi yaitu berkisar 50
kilobars. Sedangkan tekanan dalam kondisi normal hanya sebesar 0,001 kilobar.
Perubahan
fasa zat murni dari grafit menjadi intan dari penguapan, koagulasi, dan
konversi terjadi tanpa adanya perubahan komposisi. Bila dua fasa
dalam sistem satu komponen
berada dalam kesetimbangan, kedua fasa tersebut mempunyai energi Gibbs molar yang
sama dengan potensi kimia yang rendah sehingga berjalan secara spontan. Perubahan
ini menuju ke sistem yang lebih teratur akibatnya entropi sistem menjadi rendah
namun diikuti oleh entropi lingkungan yang lebih tinggi sehingga entropi
totalnya selalu positif.
Transisi suhu dimana suhu ke dua
fasa bernilai sama. Namun hal ini tidak terjadi pada intan yang mempunyai nilai
potensi kimia lebih tinggi dari grafit sebab perubahan terjadi lambat dan tidak
terukur. Hal ini terbukti dengan sering ditemukannya intan pada batuan kerak
benua berumur tua (Cratons) yang lebih dari 2 miliar tahun.
Potensial
kimia tergantung pada suhu, ketika suhu meningkat potensial kimia akan menurun
dengan Sm positif yang mana dirumuskan :
Potensi kimia tergantung pada tekanan, ketika tekanan
naik potensial kimia akan meningkat dengan
Vm selalu positif. Dirumuskan dengan :
Source
:
1. Physical Transformations of Pure
Substances by Arief Rahmatulloh, M.Si
Ditulis oleh Vioreta Aprilia Pramitania /
Kimia C / 15630091
Komentar
Posting Komentar