Tekanan Osmotik dalam Keseimbangan Kimia
Tekanan
osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan
osmotik antara suatu larutan dengan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu
membran yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut. Tekanan osmotik adalah
tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis, yaitu gerakan molekul
pelarut melewati membran semipermeabel ke larutan yang lebih pekat (Chang,
2005).
Proses
perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah melalui membran
semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai
kesetimbangan konsentrasi dinamakan tekanan osmotik, π. Pada proses osmosis,
molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat hingga dicapai keadaan setimbang.
Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas per mol) disebut potensial kimia.
Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang
berpotensial kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih
kecil (Ismail, 2006).
Jika
dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai
proses perubahan entropi. Komponen solvent murni memiliki entropi yang rendah,
sedangkan komponen berkandungan solute tinggi memiliki entropi yang lebih
tinggi. Hal ini sesuai dengan hukum Termodinamika II yang berbunyi : “setiap
perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka solvent
akan mengalir menuju tempat yang mengandung solut lebih banyak, sehingga total
entropi akhir yang diperoleh akan maksimum. Pelarut akan kehilangan entropi,
dan zat terlarut akan menyerap entropi. Saat kesetimbangan tercapai, entropi
akan maksimum atau gradien sama dengan nol (Wibosono, 2009).
Prinsip
dari osmosis adalah transfer molekul pelarut dari potensi rendah (larutan
hipotonik) menuju ke potensi tinggi (larutan hipertonik), melewati membran.
Jika pada larutan hipertonik diberi tekanan tertentu, osmosis akan berhenti,
atau malah berbalik arah. Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan
osmosis disebut tekanan osmosis.
Prinsip
dari tekanan osmotik ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga pengetahuan ini sangat penting untuk dipelajari. Aplikasi dari tekanan
osmotik dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1)
Desalinasi
air Laut menggunakan Osmosis Balik
Osmosis balik digunakan untuk membuat
air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada pada permukaan air laut
yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari
air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak
untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara
spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Aplikasi lain dari
osmosis balik ini juga dapat digunakan untuk memisahkan zat-zat beracun dalam
air limbah sebelum dilepas ke lingkungan.
2)
Pengawetan
Makanan pada Bidang Industri
Industri makanan ringan sering
memanfaatkan konsep tekanan osmosis dalam pengawetan produknya. Salah satunya
yaitu gula dan garam yanga sering dimanfaatkan untuk pengawetan makanan.
Apabila sel bakteri berada dalam larutan gula atau garam yang bersifat
hipertonik (konsentrasi tinggi). Cairan yang berada didalam sel akan cenderung
mengalir keluar dari sel bakteri menuju larutan yang lebih hipertonik. Proses
ini yang menyebabkan sel bakteri mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi
(mati).
3)
Aplikasi
dalam Dunia Kedokteran
Seorang pasien
yang tidak mampu mengonsumsi makanan atau minuman, maka ahli medis akan
memberikan infus untuk sumber nutrisi. Larutan infus ini akan langsung
dimasukkan ke dalam pembuluh darah, sehingga larutan ini harus memiliki tekanan
osmotik yang sama dengan tekanan osmotik darah agar tidak terjadi pengerutan
sel pada sel darah. Tekanan osmotik darah pada suhu 250 C adalah 7,7
atm.
Dalam dunia
farmasi, balsam atau salep dibuat secara hipertonik agar dapat mengeluarkan
bisul pada tubuh. Hal ini dikarenakan cairan pada bisul memiliki konsentrasi
yang lebih rendah daripada salep atau balsam tersebut. Dengan demikian, bisul
akan kempes.
Selain itu,
penerapan tekanan osmotik dapat diterapkan pada proses pencucian darah
(dialisis). Metode dialisis adalah proses perpindahan molekul kecil-kecil
seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian
dibuang. Membran tidak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein
sehingga tetap berada di dalam darah.
4)
Mekanisme
Transportasi Air dalam Sel Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air
tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut
sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air disekitar tanaman sehingga
air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
Sumber :
Chang.
2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ismail.
2006. Fisiologi Tanaman. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Nama : Evitri Sutanti
NIM : 15630094
Kelas : Kimia C
Komentar
Posting Komentar